Sektor pertahanan telah menjadi salah satu bidang yang paling menonjol dalam setahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Arah kebijakan pertahanan nasional kini jauh lebih terarah, modern, dan menyentuh aspek semangat sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).
Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Nasional Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (DPN IARMI) Muhammad Arwani Deni menyatakan bahwa Prabowo berhasil membangun postur pertahanan yang bukan hanya kuat secara militer, tetapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama di tengah masyarakat.
"Pemerintah saat ini tidak hanya fokus memperbarui alutsista, tapi juga membangun sistem pertahanan yang menyeluruh. Pendekatan ini sejalan dengan semangat Sishankamrata, di mana rakyat menjadi bagian dari kekuatan bangsa," kata Arwani di Jakarta, Minggu (19/10/2025).
Also Read
Pernyataan IARMI ini menyoroti sebuah pergeseran paradigma dalam pendekatan pertahanan Indonesia. Di bawah kepemimpinan Prabowo, pertahanan negara tidak lagi hanya dipandang sebagai urusan militer semata, melainkan sebagai tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa. Konsep Sishankamrata menjadi landasan utama, menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kedaulatan dan keamanan negara.
Penguatan Sishankamrata: Lebih dari Sekadar Retorika
Sishankamrata bukanlah konsep baru dalam doktrin pertahanan Indonesia. Namun, implementasinya seringkali menemui kendala. Di bawah pemerintahan Prabowo, terlihat upaya serius untuk menghidupkan kembali semangat Sishankamrata dan menjadikannya sebagai pilar utama dalam strategi pertahanan nasional.
Beberapa langkah konkret yang telah diambil antara lain:
- Peningkatan Kesadaran Bela Negara: Pemerintah menggalakkan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran bela negara di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda. Hal ini dilakukan melalui berbagai kegiatan, seperti pelatihan, seminar, dan kampanye publik.
- Pelibatan Masyarakat dalam Pengamanan Wilayah: Masyarakat dilibatkan secara aktif dalam pengamanan wilayah, terutama di daerah-daerah perbatasan dan rawan konflik. Hal ini dilakukan melalui pembentukan kelompok-kelompok sukarelawan yang dilatih dan dibekali dengan pengetahuan dasar tentang keamanan.
- Pemberdayaan Potensi Lokal: Pemerintah berupaya untuk memberdayakan potensi lokal dalam mendukung pertahanan negara. Hal ini dilakukan melalui pengembangan industri pertahanan dalam negeri, pemanfaatan sumber daya alam untuk kepentingan pertahanan, dan peningkatan keterampilan masyarakat di bidang-bidang yang relevan.
- Penguatan Komunikasi Publik: Pemerintah meningkatkan komunikasi publik terkait isu-isu pertahanan dan keamanan. Hal ini dilakukan melalui penyediaan informasi yang akurat dan transparan kepada masyarakat, serta melalui dialog dan konsultasi dengan berbagai pihak terkait.
Tantangan dan Peluang dalam Implementasi Sishankamrata
Meskipun ada kemajuan yang signifikan, implementasi Sishankamrata masih menghadapi berbagai tantangan. Beberapa tantangan utama antara lain:
- Kurangnya Koordinasi Antarinstansi: Implementasi Sishankamrata membutuhkan koordinasi yang baik antar berbagai instansi pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah. Kurangnya koordinasi dapat menghambat efektivitas program-program yang dijalankan.
- Keterbatasan Sumber Daya: Implementasi Sishankamrata membutuhkan sumber daya yang memadai, baik sumber daya manusia, anggaran, maupun infrastruktur. Keterbatasan sumber daya dapat menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
- Perbedaan Persepsi: Sishankamrata dapat diartikan secara berbeda oleh berbagai pihak. Perbedaan persepsi ini dapat menimbulkan kebingungan dan konflik dalam implementasinya.
- Minimnya Pemahaman Masyarakat: Tidak semua masyarakat memahami konsep Sishankamrata dan pentingnya partisipasi mereka dalam pertahanan negara. Minimnya pemahaman ini dapat mengurangi dukungan masyarakat terhadap program-program yang dijalankan.
Namun demikian, terdapat juga berbagai peluang yang dapat dimanfaatkan untuk memperkuat implementasi Sishankamrata. Beberapa peluang utama antara lain:
- Dukungan Politik yang Kuat: Pemerintahan Prabowo memberikan dukungan politik yang kuat terhadap implementasi Sishankamrata. Dukungan politik ini dapat menjadi modal penting untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi.
- Potensi Masyarakat yang Besar: Indonesia memiliki potensi masyarakat yang besar dan beragam. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk memperkuat pertahanan negara melalui berbagai cara.
- Perkembangan Teknologi: Perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efektivitas implementasi Sishankamrata. Misalnya, teknologi informasi dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran bela negara dan memfasilitasi komunikasi antara pemerintah dan masyarakat.
- Kerja Sama Internasional: Indonesia dapat menjalin kerja sama internasional dengan negara-negara lain untuk meningkatkan kemampuan pertahanan negara dan memperkuat implementasi Sishankamrata.
Prioritas Kebijakan Pertahanan Prabowo: Modernisasi Alutsista dan Kemandirian Industri Pertahanan
Selain penguatan Sishankamrata, pemerintahan Prabowo juga memberikan perhatian besar terhadap modernisasi alutsista dan kemandirian industri pertahanan. Hal ini sejalan dengan visi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang kuat dan mandiri di bidang pertahanan.
Beberapa langkah konkret yang telah diambil antara lain:
- Peningkatan Anggaran Pertahanan: Pemerintah meningkatkan anggaran pertahanan secara signifikan. Peningkatan anggaran ini digunakan untuk membeli alutsista baru, memelihara alutsista yang ada, dan mengembangkan industri pertahanan dalam negeri.
- Pembelian Alutsista Modern: Pemerintah membeli alutsista modern dari berbagai negara, termasuk pesawat tempur, kapal perang, dan sistem pertahanan udara. Pembelian alutsista ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan militer Indonesia dan menjaga kedaulatan negara.
- Pengembangan Industri Pertahanan Dalam Negeri: Pemerintah mendorong pengembangan industri pertahanan dalam negeri. Hal ini dilakukan melalui pemberian insentif kepada perusahaan-perusahaan pertahanan dalam negeri, serta melalui kerja sama dengan perusahaan-perusahaan asing.
- Transfer Teknologi: Pemerintah berupaya untuk mendapatkan transfer teknologi dari negara-negara yang menjual alutsista ke Indonesia. Transfer teknologi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan industri pertahanan dalam negeri dalam memproduksi alutsista secara mandiri.
Evaluasi Setahun Pemerintahan Prabowo di Bidang Pertahanan
Secara keseluruhan, setahun pemerintahan Prabowo di bidang pertahanan dapat dinilai positif. Pemerintah telah berhasil meletakkan dasar yang kuat untuk penguatan pertahanan negara, baik melalui penguatan Sishankamrata, modernisasi alutsista, maupun pengembangan industri pertahanan dalam negeri.
Namun demikian, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Antara lain, koordinasi antarinstansi perlu ditingkatkan, keterbatasan sumber daya perlu diatasi, perbedaan persepsi perlu diselaraskan, dan pemahaman masyarakat perlu ditingkatkan.
Dengan kerja keras dan komitmen yang kuat, Indonesia dapat mewujudkan visi untuk menjadi negara yang kuat dan mandiri di bidang pertahanan. Hal ini akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap stabilitas dan keamanan regional, serta terhadap kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Indonesia.
Peran IARMI dalam Mendukung Kebijakan Pertahanan Nasional
Sebagai organisasi alumni Resimen Mahasiswa Indonesia, IARMI memiliki peran penting dalam mendukung kebijakan pertahanan nasional. IARMI dapat berkontribusi melalui berbagai cara, antara lain:
- Penyebaran Informasi: IARMI dapat menyebarkan informasi tentang kebijakan pertahanan nasional kepada masyarakat, khususnya kepada para alumni Resimen Mahasiswa Indonesia.
- Pendidikan dan Pelatihan: IARMI dapat menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan tentang bela negara kepada masyarakat, khususnya kepada generasi muda.
- Pengabdian Masyarakat: IARMI dapat melakukan pengabdian masyarakat di bidang pertahanan dan keamanan, misalnya melalui kegiatan bakti sosial di daerah-daerah perbatasan dan rawan konflik.
- Advokasi Kebijakan: IARMI dapat melakukan advokasi kebijakan pertahanan nasional kepada pemerintah dan parlemen.
Dengan peran aktifnya, IARMI dapat menjadi mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan pertahanan negara yang kuat dan mandiri.
Kesimpulan
Setahun pemerintahan Prabowo telah menunjukkan komitmen yang kuat terhadap penguatan pertahanan nasional. Melalui penguatan Sishankamrata, modernisasi alutsista, dan pengembangan industri pertahanan dalam negeri, Indonesia berupaya untuk menjadi negara yang kuat dan mandiri di bidang pertahanan. Namun, masih ada berbagai tantangan yang perlu diatasi dan berbagai peluang yang dapat dimanfaatkan. Dengan kerja keras dan dukungan dari seluruh elemen bangsa, Indonesia dapat mewujudkan visi untuk menjadi negara yang kuat dan disegani di kawasan.
