
Investor asing terpantau aktif mengakumulasi saham-saham perusahaan tambang di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang pekan yang berakhir pada 17 Oktober 2025. Berdasarkan data yang dirilis BEI, nilai pembelian bersih (net buy) oleh investor asing mencapai Rp1,94 triliun. Angka ini menunjukkan minat yang signifikan terhadap sektor pertambangan di tengah dinamika pasar modal yang terjadi. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa nilai net buy ini lebih rendah dibandingkan pekan sebelumnya yang mencatatkan angka Rp3,21 triliun.
Secara keseluruhan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi sebesar 4,14 persen, berakhir pada level 7.915,66 selama periode lima hari perdagangan tersebut. Penurunan ini mengindikasikan adanya tekanan jual yang cukup besar di pasar, terutama pada saham-saham dengan kapitalisasi besar (big caps) yang berasal dari sektor perbankan dan infrastruktur. Namun, di tengah tekanan jual tersebut, saham-saham dari sektor pertambangan dan energi justru menunjukkan daya tarik tersendiri bagi investor asing.
Lima saham yang menjadi target utama pembelian investor asing di pasar reguler adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS), PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA). Kelima emiten ini mencerminkan diversifikasi minat investor asing di sektor sumber daya alam, mulai dari pertambangan mineral, emas, hingga energi.
Also Read
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan nilai pembelian bersih tertinggi oleh investor asing di pasar reguler, mencapai Rp388,6 miliar. Sentimen positif ini berdampak pada kenaikan harga saham ANTM sebesar 4,23 persen, ditutup pada level Rp3.450 per saham pada akhir pekan. ANTM merupakan perusahaan tambang BUMN yang bergerak di bidang pertambangan nikel, emas, bauksit, dan mineral lainnya. Kinerja ANTM yang solid dan prospek komoditas yang cerah menjadi daya tarik utama bagi investor.
Selanjutnya, saham PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) juga menjadi incaran investor asing dengan nilai net buy sebesar Rp274,8 miliar. Saham emiten yang baru melantai di bursa ini mencatatkan lonjakan harga yang signifikan, yaitu sebesar 14,73 persen, mencapai level Rp4.830 per saham pada akhir pekan. EMAS merupakan perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi dan produksi emas. Potensi pertumbuhan EMAS di masa depan menjadi alasan utama investor asing mengakumulasi saham ini.
Aksi beli bersih saham tambang oleh investor asing ini mengindikasikan adanya beberapa faktor yang mendasari. Pertama, harga komoditas global, khususnya komoditas pertambangan, menunjukkan tren yang positif dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini didorong oleh meningkatnya permintaan dari negara-negara berkembang dan pemulihan ekonomi global pasca pandemi. Kenaikan harga komoditas ini berdampak positif pada kinerja keuangan perusahaan-perusahaan tambang, sehingga meningkatkan daya tarik investasi.
Kedua, Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar, khususnya di sektor pertambangan. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi yang menarik bagi investor asing yang ingin memanfaatkan potensi tersebut. Pemerintah Indonesia juga terus berupaya untuk memperbaiki iklim investasi di sektor pertambangan, sehingga semakin menarik minat investor asing.
Ketiga, valuasi saham-saham perusahaan tambang di Indonesia dinilai masih relatif murah dibandingkan dengan perusahaan sejenis di negara lain. Hal ini memberikan peluang bagi investor asing untuk mendapatkan keuntungan yang optimal dari investasi di sektor pertambangan Indonesia.
Namun demikian, investor juga perlu memperhatikan beberapa risiko yang terkait dengan investasi di sektor pertambangan. Risiko-risiko tersebut antara lain fluktuasi harga komoditas, perubahan regulasi pemerintah, risiko operasional, dan risiko lingkungan. Oleh karena itu, investor perlu melakukan analisis yang cermat dan mempertimbangkan semua faktor risiko sebelum memutuskan untuk berinvestasi di sektor pertambangan.
Secara keseluruhan, aksi beli bersih saham tambang oleh investor asing ini merupakan sinyal positif bagi pasar modal Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa investor asing masih memiliki kepercayaan terhadap prospek ekonomi Indonesia dan sektor pertambangan pada khususnya. Diharapkan, aliran dana asing ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Lebih lanjut, fenomena ini dapat dianalisis dari beberapa perspektif. Dari sisi makroekonomi, peningkatan investasi asing di sektor pertambangan dapat memberikan kontribusi positif terhadap neraca pembayaran Indonesia. Devisa yang masuk dari investasi asing dapat membantu menstabilkan nilai tukar rupiah dan meningkatkan cadangan devisa negara. Selain itu, investasi asing juga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Dari sisi sektoral, peningkatan investasi di sektor pertambangan dapat mendorong pertumbuhan produksi dan ekspor komoditas pertambangan. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan negara dari sektor pertambangan dan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Namun, perlu diingat bahwa pertumbuhan sektor pertambangan juga harus memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan dan sosial.
Dari sisi pasar modal, aksi beli bersih saham tambang oleh investor asing dapat meningkatkan likuiditas dan kapitalisasi pasar saham. Hal ini dapat membuat pasar modal Indonesia menjadi lebih menarik bagi investor domestik maupun asing. Selain itu, peningkatan harga saham perusahaan tambang juga dapat memberikan keuntungan bagi investor yang telah berinvestasi di saham tersebut.
Namun, investor juga perlu berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi. Jangan hanya terpaku pada sentimen positif dari aksi beli bersih investor asing, tetapi juga perlu melakukan analisis fundamental yang mendalam terhadap perusahaan yang akan diinvestasikan. Perhatikan kinerja keuangan perusahaan, prospek pertumbuhan, risiko-risiko yang mungkin dihadapi, dan valuasi saham perusahaan.
Selain itu, investor juga perlu memperhatikan faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, seperti perubahan harga komoditas, perubahan regulasi pemerintah, dan kondisi ekonomi global. Dengan melakukan analisis yang cermat dan mempertimbangkan semua faktor risiko, investor dapat mengambil keputusan investasi yang lebih tepat dan meminimalkan risiko kerugian.
Sebagai penutup, aksi beli bersih saham tambang oleh investor asing merupakan indikasi positif bagi pasar modal Indonesia dan sektor pertambangan. Namun, investor perlu tetap berhati-hati dan melakukan analisis yang cermat sebelum mengambil keputusan investasi. Dengan demikian, investor dapat memanfaatkan peluang yang ada dan meminimalkan risiko kerugian.
