
Raja Maha Vajiralongkorn, atau Raja Rama X, penguasa monarki Thailand dari Dinasti Chakri, dikenal dengan kekayaan yang melimpah dan kekuasaan absolut. Namun, di balik kemegahan istana dan tradisi kerajaan yang agung, tersembunyi serangkaian kontroversi yang mewarnai kehidupan pribadinya, menjadikannya sorotan dunia. Dari pernikahan dan perceraian yang dramatis, hubungan dengan selir kesayangan, hingga gaya hidup eksentrik yang mencuri perhatian, Raja Vajiralongkorn telah menjadi figur yang kompleks dan penuh intrik.
1. Tiga Kali Kawin-Cerai sebelum Jadi Raja: Drama Cinta di Balik Takhta
Sebelum menduduki takhta pada tahun 2016, menggantikan mendiang ayahnya, Raja Bhumibol Adulyadej, Maha Vajiralongkorn telah tiga kali menikah dan bercerai, masing-masing diwarnai dengan kontroversi yang menjadi perbincangan publik. Riwayat pernikahannya mencerminkan dinamika hubungan yang kompleks dan jauh dari citra ideal keluarga kerajaan.
Also Read
- Soamsawali Kitiyakara: Cinta Pertama yang Hancur Diam-diam
Pernikahan pertamanya pada tahun 1977 adalah dengan sepupunya sendiri, Putri Soamsawali. Pernikahan ini awalnya tampak sebagai penyatuan yang ideal dan sesuai dengan tradisi kerajaan. Namun, di balik layar, Pangeran Vajiralongkorn, yang saat itu masih berstatus sebagai Putra Mahkota, telah menjalin hubungan asmara dengan wanita lain bahkan sebelum perceraiannya diresmikan. Meskipun pernikahan ini menghasilkan seorang putri bernama Bajrakitiyabha pada tahun 1978, yang kini aktif dalam kegiatan kerajaan, hubungan tersebut tidak bertahan lama. Perceraian mereka menandai babak baru dalam kehidupan pribadi Vajiralongkorn dan membuka jalan bagi hubungan yang lebih kontroversial.
- Yuvadhida Polpraserth: Aktris yang Dinikahi tapi Selingkuh
Pada tahun 1990-an, Maha Vajiralongkorn menjalin hubungan asmara dengan seorang aktris cantik bernama Yuvadhida Polpraserth. Hubungan ini menghasilkan lima anak, empat laki-laki dan satu perempuan. Yuvadhida kemudian dinikahi sebagai istri kedua dan namanya diubah menjadi Sujarinee Vivacharawongse. Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Pada tahun 1996, Vajiralongkorn menuduh Yuvadhida berselingkuh dengan seorang perwira Thailand, yang mengakibatkan pengusiran Yuvadhida dan anak-anak mereka ke Inggris. Keempat putranya kemudian dicabut gelar kerajaan mereka, sementara putrinya, Putri Sirivannavari Nariratana, diizinkan kembali ke Thailand dan mempertahankan gelarnya.
- Srirasmi Suwadee: Dari Pelayan Istana Menjadi Putri Mahkota
Pada tahun 2001, Vajiralongkorn menikahi Srirasmi Suwadee, seorang wanita yang sebelumnya bekerja sebagai pelayan istana. Pernikahan ini mengejutkan banyak pihak karena latar belakang Srirasmi yang tidak berasal dari kalangan bangsawan. Dari pernikahan ini, lahir seorang putra bernama Pangeran Dipangkorn Rasmijoti pada tahun 2005, yang menjadi pewaris takhta saat itu. Namun, pernikahan ini juga berakhir dengan skandal. Pada tahun 2014, beberapa anggota keluarga Srirasmi terlibat dalam kasus korupsi yang mengguncang kerajaan. Vajiralongkorn menceraikan Srirasmi dan mencabut gelar kerajaannya. Srirasmi kemudian hidup dalam pengasingan, dan Pangeran Dipangkorn Rasmijoti dibesarkan di Swiss.
2. Ratu Suthida: Pernikahan Kejutan dan Kenaikan Pangkat yang Kilat
Pada tahun 2019, hanya beberapa hari sebelum penobatannya, Raja Vajiralongkorn mengejutkan dunia dengan menikahi Suthida Tidjai, seorang mantan pramugari Thai Airways dan wakil komandan pengawalnya. Pernikahan ini dirahasiakan dari publik hingga pengumuman resmi. Suthida, yang sebelumnya jarang terlihat di depan umum, dengan cepat naik pangkat dalam hierarki kerajaan. Ia diberi gelar Thanpuying pada tahun 2010, kemudian menjadi jenderal penuh pada tahun 2016, dan akhirnya menjadi Ratu Suthida pada tahun 2019. Pernikahan ini memicu spekulasi tentang hubungan mereka dan peran Suthida dalam kehidupan Raja Vajiralongkorn.
3. Sineenat Wongvajirapakdi: Selir Kesayangan yang Sempat Dicopot Gelar
Beberapa bulan setelah menikahi Ratu Suthida, Raja Vajiralongkorn kembali membuat kejutan dengan mengangkat Sineenat Wongvajirapakdi, seorang perawat dan mantan pengawalnya, sebagai selir kerajaan dengan gelar Chao Khun Phra Sineenat Pilaskalayani. Pengangkatan ini menandai pertama kalinya dalam hampir satu abad seorang raja Thailand secara terbuka mengakui seorang selir. Istana bahkan merilis foto-foto Sineenat dalam berbagai pose, termasuk mengenakan seragam militer dan berpose dengan Raja Vajiralongkorn. Namun, hanya tiga bulan kemudian, Sineenat dicopot dari semua gelar kerajaannya karena dianggap tidak setia dan berusaha menyaingi Ratu Suthida. Pada tahun 2020, Sineenat secara mengejutkan dipulihkan semua gelarnya, dan kembali menjadi selir kesayangan Raja Vajiralongkorn. Drama seputar Sineenat Wongvajirapakdi menjadi salah satu kontroversi paling menarik dan membingungkan dalam sejarah modern monarki Thailand.
4. Gaya Hidup Eksentrik: Sorotan Dunia pada Kebiasaan Pribadi Raja
Raja Vajiralongkorn dikenal dengan gaya hidupnya yang eksentrik dan sering kali kontroversial. Ia sering terlihat mengenakan pakaian yang tidak lazim, seperti crop top dan tato palsu, saat berada di luar negeri. Kebiasaannya ini, serta laporan tentang pengeluaran mewahnya, telah memicu kritik dan perdebatan di kalangan masyarakat Thailand dan dunia internasional. Meskipun hukum lese-majeste yang ketat di Thailand melarang kritik terhadap monarki, gaya hidup Raja Vajiralongkorn tetap menjadi topik yang banyak dibicarakan secara diam-diam.
5. Kekayaan yang Fantastis: Raja Terkaya di Dunia dengan Aset Miliaran Dolar
Raja Vajiralongkorn dikenal sebagai salah satu raja terkaya di dunia. Ia memiliki aset pribadi yang diperkirakan bernilai puluhan miliar dolar, termasuk properti, saham, dan perhiasan. Kekayaan ini dikelola oleh Crown Property Bureau (CPB), sebuah badan yang sebelumnya dikendalikan oleh pemerintah tetapi kini berada di bawah kendali langsung Raja Vajiralongkorn. Besarnya kekayaan Raja Vajiralongkorn dan bagaimana ia menggunakannya menjadi perhatian publik, terutama di tengah ketidaksetaraan ekonomi yang meluas di Thailand.
6. Kekuasaan yang Absolut: Mengkonsolidasikan Kendali atas Monarki
Sejak naik takhta, Raja Vajiralongkorn telah mengambil langkah-langkah untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya dan memperkuat kendali atas monarki. Ia telah merevisi undang-undang kerajaan untuk memberikan lebih banyak otoritas kepada raja, dan telah mengambil alih kendali langsung atas beberapa badan pemerintah penting, termasuk unit militer dan CPB. Tindakan ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang erosi demokrasi dan peningkatan kekuasaan absolut monarki di Thailand.
Kontroversi yang mengelilingi Raja Maha Vajiralongkorn telah membentuk citranya sebagai penguasa yang kompleks dan penuh intrik. Meskipun ia memiliki kekuasaan yang besar dan kekayaan yang melimpah, kehidupan pribadinya yang penuh drama dan gaya hidupnya yang eksentrik telah menjadikannya figur yang kontroversial di mata publik. Masa depannya sebagai raja dan dampak dari tindakannya terhadap monarki Thailand masih menjadi pertanyaan terbuka.
