JAKARTA (Media Nganjuk) – Satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran jatuh pada Senin, 20 Oktober 2025. Sejumlah kebijakan dan program telah digenjot oleh duet Prabowo-Gibran bersama jajaran Kabinet Merah Putih. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan selama setahun ini?
Syarif (25), seorang warga Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mengungkapkan harapannya agar pemerintahan Prabowo-Gibran dapat merealisasikan janji pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Optimisme ini muncul terutama setelah Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, ditunjuk langsung oleh Presiden Prabowo untuk memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia.
"Harapannya, pemerintahan ini bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Janji-janji Presiden Prabowo soal pertumbuhan ekonomi 8% bisa terealisasi, karena kita tahu ekonomi Indonesia belakangan ini dirasa sedang tidak baik-baik saja," ujar Syarif saat ditemui di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Minggu (19/10/2025).
Also Read
Syarif menambahkan, "Dengan optimisme dan pengangkatan Pak Purbaya sebagai Menkeu, banyak optimisme dari warga yang semakin meningkat. Semoga cita-cita bangsa ini dan Pak Presiden tercapai."
Di sisi lain, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan capaian kinerja ekonomi nasional selama satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Namun, detail capaian ini tidak dijelaskan lebih lanjut dalam berita ini.
Harapan dan Tantangan Ekonomi di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo
Setahun pemerintahan Prabowo-Gibran diwarnai dengan harapan besar dari masyarakat akan perbaikan ekonomi. Target pertumbuhan ekonomi 8% menjadi salah satu janji utama yang dinantikan realisasinya. Penunjukan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan dipandang sebagai langkah strategis untuk mencapai target tersebut.
Namun, mencapai pertumbuhan ekonomi 8% bukanlah tugas yang mudah. Ada berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah, baik dari dalam maupun luar negeri.
Tantangan Internal:
- Struktur Ekonomi yang Belum Optimal: Struktur ekonomi Indonesia masih didominasi oleh sektor-sektor yang kurang produktif dan kurang memiliki nilai tambah. Sektor pertanian, misalnya, masih menyerap banyak tenaga kerja namun kontribusinya terhadap PDB relatif kecil. Selain itu, sektor industri manufaktur juga perlu ditingkatkan daya saingnya agar mampu bersaing di pasar global.
- Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang Masih Rendah: Kualitas SDM Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara. Hal ini menjadi kendala dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi. Pemerintah perlu meningkatkan investasi di bidang pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM.
- Infrastruktur yang Belum Memadai: Keterbatasan infrastruktur, seperti jalan, pelabuhan, bandara, dan listrik, menjadi hambatan dalam pertumbuhan ekonomi. Pemerintah perlu terus membangun dan meningkatkan infrastruktur untuk mendukung aktivitas ekonomi.
- Regulasi yang Rumit dan Tumpang Tindih: Regulasi yang rumit dan tumpang tindih dapat menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi. Pemerintah perlu melakukan deregulasi dan harmonisasi regulasi untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif.
- Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN): KKN masih menjadi masalah serius di Indonesia dan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Pemerintah perlu terus memberantas KKN untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Tantangan Eksternal:
- Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Pasti: Kondisi ekonomi global yang tidak pasti, seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan China, dapat berdampak negatif terhadap perekonomian Indonesia. Pemerintah perlu mengantisipasi dampak negatif dari kondisi ekonomi global dan mencari peluang untuk meningkatkan ekspor.
- Perubahan Iklim: Perubahan iklim dapat berdampak negatif terhadap sektor pertanian dan perikanan, yang merupakan sektor penting bagi perekonomian Indonesia. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan meningkatkan ketahanan sektor pertanian dan perikanan.
- Gejolak Harga Komoditas: Gejolak harga komoditas, seperti minyak bumi dan batu bara, dapat berdampak terhadap inflasi dan neraca perdagangan Indonesia. Pemerintah perlu mengelola harga komoditas dengan bijak dan mencari sumber-sumber pendapatan baru.
Peran Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan
Penunjukan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan diharapkan dapat membawa angin segar bagi perekonomian Indonesia. Purbaya dikenal sebagai seorang ekonom yang memiliki pengalaman luas di bidang keuangan dan investasi. Ia juga dikenal sebagai sosok yang memiliki visi yang jelas untuk memajukan perekonomian Indonesia.
Sebagai Menteri Keuangan, Purbaya memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%. Ia bertanggung jawab untuk mengelola keuangan negara dengan baik, meningkatkan penerimaan negara, dan mengalokasikan anggaran negara secara efektif. Ia juga bertanggung jawab untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan menarik investasi asing ke Indonesia.
Kebijakan yang Diharapkan dari Pemerintah Prabowo-Gibran
Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%, pemerintah Prabowo-Gibran diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis, antara lain:
- Meningkatkan Investasi: Pemerintah perlu meningkatkan investasi, baik investasi pemerintah maupun investasi swasta. Investasi pemerintah dapat ditingkatkan dengan mempercepat pembangunan infrastruktur. Investasi swasta dapat ditingkatkan dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif.
- Meningkatkan Ekspor: Pemerintah perlu meningkatkan ekspor untuk meningkatkan devisa negara. Ekspor dapat ditingkatkan dengan meningkatkan daya saing produk-produk Indonesia dan mencari pasar-pasar baru.
- Meningkatkan Konsumsi Domestik: Pemerintah perlu meningkatkan konsumsi domestik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Konsumsi domestik dapat ditingkatkan dengan meningkatkan daya beli masyarakat dan memberikan insentif kepada sektor-sektor yang berorientasi pada pasar domestik.
- Meningkatkan Produktivitas: Pemerintah perlu meningkatkan produktivitas untuk meningkatkan daya saing ekonomi. Produktivitas dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kualitas SDM, meningkatkan teknologi, dan meningkatkan efisiensi.
- Memperbaiki Iklim Investasi: Pemerintah perlu memperbaiki iklim investasi untuk menarik investasi asing ke Indonesia. Iklim investasi dapat diperbaiki dengan mengurangi regulasi yang rumit dan tumpang tindih, memberantas KKN, dan memberikan insentif kepada investor.
Kesimpulan
Setahun pemerintahan Prabowo-Gibran menjadi momentum penting untuk mengevaluasi kinerja ekonomi dan merumuskan strategi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%. Dengan dukungan dari seluruh elemen masyarakat dan kerja keras dari pemerintah, diharapkan target tersebut dapat tercapai dan membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Penunjukan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan menjadi salah satu harapan besar untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Namun, tantangan yang dihadapi tidaklah mudah. Pemerintah perlu bekerja keras dan mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi berbagai tantangan dan mencapai target pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan.
